Judul
buku : Long
Distance Hearts 2 (Pada Jarak, Aku Menitipkan Cinta)
Penulis :
@LongDistance_R
Penyunting : Syafial Rustama
Proofeader : Moh. Rido Saiful
Penata
Letak : Rina
Novitasari
Desainer
Sampul : Gita Mariana
Penerbit : Bukune
Tempat
dan tahun terbit : Jakarta, 2013
Tebal
Buku :
iv + 360 halaman
Harga : Rp.
53.000,-
Ukuran
Buku :
13 x 19 cm
Warna
Sampul : Coklat dan
Hijau Tosca
ISBN :
602-220-088-1
Buku ini menceritakan
tentang pacaran jarak jauh, yang tidak selalu bisa bersama-sama. Cerita cinta
yang mengajarkan tentang arti menjaga hati.
Pacaran jarak jauh itu hal yang pertama dilakukan
oleh distancers adalah saling percaya satu sama lain. Jangan berpikiran negatif
dan harus percaya satu sama lain. Percaya sepenuhnya terhadap pasangan. Rasa
sayang, cinta, ketulusan, kesetiaan dan keikhlasan yang harus kita miliki dalam
LDR ini.
LDR itu tidak seperti apa yang dipikirkan
orang-orang selama ini. Meskipun cemburu, rasa kangen, kecewa yang menjadi
tantangan utama dalam pacaran jarak jauh ini. Belum lagi resiko yang harus
dihadapi para distancers, seperti bosan, kangen, kesepian dan lain-lain. Belum
lagi kalau ada omogan-omongan dari orang-orang disekitar yang meremehkan
hubungan kita. LDR itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi juga
tidak sesulit mencari sebuah jarum dalam tumpukkan jerami. Disisi lain LDR itu
mempunyai kesan tersendiri bagi para distancers. Contohnya pada saat bertemu,
selalu ada cerita-cerita baru yang saling diceritakan satu sama lain.
Aku menitipkan cerita, pada jarak di antara aku dan
dia. Cerita yang tidak selalu dapat dijalani bersama, tetapi dia tahu, semua
ini tentangnya. Aku menitipkan rindu, pada keterpisahan yang terkadang terasa
pilu. Rindu yang mengalir deras dan bermuara kepadanya. Kini, hanya pada waktu,
aku bisa menitipkan cinta. Cinta yang kuharap selalu dia rasakan, hingga nanti
tiba saat kami bersama.
Dari empat tahun berjalan, selama dua tahun aku
menjalani LDR, banyak problem yang kerap kali terjadi, banyak mengorbankan perasaan,
air mata, dan kekecewaan yang terjadi di antara kita. Bukan masalah besar,
hanya masalah ringan tapi begitu sensitif di hati.
LDR bagiku dan bagimu adalah kepecayaan dan
komitmen. Berusaha membuatmu percaya bahwa aku di sini baik-baik saja dan kamu
juga sebaliknya, adanya komitmen yang membuatmu yakin akan perasaanku terhadapmu,
dan kamu juga begitu. Selama ini yang kita alami bukan masalah besar hingga
harus melibatkan orang ketiga pada hubungan kita, hanya sebatas komunikasi yang
kurang di antara kita, rasa perhatian yang kian lama tidak terpenuhi, kangen,
kecewa, perasaan yang tidak dimengerti. Sebatas kita tidak mengkhianati cinta
ini, maka masalah ini hanyalah masalah yang menguji kesabaran hubungan kita. Tetap
saling mempercayai, meminta penjelasan, dan segera menyelesaikan masalah maka
hubungan akan segera normal kembali.
Satu hal yang membuatku benar-benar merasa kecewa
adalah saat kamu tidak jadi datang menemuiku. Padahal aku berharap kamu akan
ada di sisiku. Maka, saat itulah harapanku berubah menjadi rasa kcewa yang
teramat sangat.
Bukan bermaksud untuk menyalahkanmu atau marah
padamu, tapi rasa kecewa ini benar-benar membuatku mengalirkan air mata. Satu
hal yang membuatku tidak bisa membendung air mataku adalah saat mendengar
suaramu di seberang telpon untuk meminta
maaf karena hal ini, dan aku semakin tidak bisa menahan air mataku. Aku ingin
marah, tetapi tidak ada yang bisa disalahkan. Aku di sini hanya bisa diam dan
memikirkan sesuatu, mengalihkan semua pikiran dan rasa kecewa dengan bermacam-macam
cara.
Maka saat aku kecewa, biarkan aku sendiri untuk
beberapa waktu untuk menstabilkan rasa ini. Jangan berpikir macam-macam, tetapi
inilah cara yang baik untuk mengembalikan rasa ini seperti semula.
Aku mungkin terlihat setegar batu karang yang mampu
menahan ombak di lautan. Tetapi, sesungguhnya aku rapuh. Aku memberikanmu
senyuman, berharap untuk dapat kau mengerti. Tapi kamu seolah menganggapku tak
pernah ada. Aku bukanlah perempuan yang kuat untuk mengertimu, tapi aku adalah
wanita yang menangis pada tiap malamku, aku hanyalah wanita yang berdoa pada
tiap malamku, berharap agar kau berada di sisiku. Dan aku hanyalah wanita yang
terdiam merasakan rasa, karena aku wanita yang memiliki semua cerita dan sejuta
rahasia.
Unsur
Intrinsik Novel :
1. Tema : Asam, Asin, Manis, Pahitnya Hubungan Jarak
Jauh
2. Tokoh :
·
Tokoh utama : Anggi Wardani
·
Tokoh kedua : Agung Pradana
3. Penokohan :
·
Anggi : sosok wanita yang tegar, pengertian dan
memahami agung.
·
Agung : sosok laki-laki yang penyayang dan egois.
4. Alur :
Alur
maju mundur, dimana novel ini menceritakan sosok agung sebagai guru ngaji anggi
yang kemudian jatuh cinta pada anggi. Dan akhirnya mereka berpacaran dan
kemudian menikah.
5. Sudut
Pandang :
Sudut pandang orang
pertama.
6. Amanat :
·
Saling percaya terhadap
pasangan walaupun bejauhan jarak.
·
Saling menjaga
komunikasi dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman.
·
Tidak boleh memikirkan
kesibukan sendiri.
Keunggulan dan Kelemahan Novel :
·
Keunggulannya :
Bahasanya
mudah dipahami karena ini merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari. Novel
ini mengajarkan kita tentang bagaimana cara kita untuk mengendalikan emosi,
cara kita utuk bersabar menunggu seseorang walaupun menunggu itu hal yang
membosankan. Dan cara kita untuk lebih menghargai perjuangan orang lain.
·
Kekurangannya
:
Novel
ini terlalu sedikit halamannya.
Kesimpulan :
Novel ini
memberi pesan yang berarti, bahwa jarak tidak dapat menjadi penghalang
seseorang untuk bisa menjalin hubungan dengan seseorang. Justru jarak bisa
menjadi pengukur kesetiaan seseorang. Dan bagaimana bisa mempertahankan
hubungan hingga akhirnya bisa menjadi akhir yang bahagia.